Friday, March 9, 2012

MUNDUK VILLAGE

Nyepi : Refleksi dan Purifikasi


Ga terasa tahun 2012 sudah memasuki bulan ketiga. Bulan ini bagi masyarakat Hindu di Bali menjadi bulan yang spesial karena bertepatan dengan datangnya momen pergantian tahun menurut penanggalan Bali. Tepatnya tanggal 22 dan 23 Maret 2012, akan dirayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1934
Bagi siapapun itu, pergantian tahun tidak semata bergantinya almanak ke periode yang baru namun juga menjadi tonggak bagi diterbitkannya keyakinan dan doa atas kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang tak lupa disertai rasa syukur dan terima kasih atas anugerah kebaikan maupun cobaan di tahun yang akan ditinggalkan.
Nah, adakah yang spesial selain bergantinya tahun?? Hmm..bisa dibilang ada banyak sekali alasan mengapa Hari Raya Nyepi yang juga dirayakan sebagai hari libur nasional oleh Republik Indonesia begitu menarik ga cuma bagi warga Hindu tapi juga bagi umat yang lainnya. Ini beberapa diantaranya yah. silakan disimak :
1 hari sebelum hari Raya Nyepi atau tanggal 22 Maret yang lebih dikenal dengan sebutan Ngembak Geni (Ngembak Api) dilaksanakan dengan menjalankan sejumlah ritual untuk menyiapkan manusia dan segenap isi alam dalam rangka refleksi diri melalui Nyepi keesokan harinya. nahh..ini ni yang menarik karena masyarakat Hindu di Bali seperti sudah diatur dalam ritme yang dinamis nan harmonis untuk mencurahkan segala kreativitasnya memasuki masa-masa penting perayaan Nyepi namu tak lepas dari esensi mensucikan diri dan alam agar untuk menyambut matahari baru di tahun yang baru.
Pawai atau karnaval Ogoh-ogoh dilakukan di hampir setiap wilayah di Bali. Ogoh-ogoh adalah patung berbahan bambu dan gabus berwujud mahluk-mahluk menyeramkan dalam rupa dan sikap yang melambangkan 7 sifat buruk. Ogoh-ogoh ini diarak oleh sejumlah pemuda keliling wilayahnya untuk kemudian dibakar sebagai simboll pemusnahan sifat-sifat buruk itu tadi. Tak lupa, di masing-masing rumah juga dibuat sejumlah ritual yang bertujuan untuk menyeimbangkan unsur-unsur alam. selalu menarik untuk diketahui, setiap keluarga akan melakukan pe-caruan yang diakhiri dengan membunyikan suara-suara yang berasal dari apa saja (seringnya sih, pake alat-alat dapur. misalnya 2 tutup panci yang dipukul bersamaan jadi berfungsi seperti salah satu alat di Marching Band, hehe). Tujuannya adalah untuk men-jengahkan para penghuni alam bawah untuk tidak mengganggu kehidupan manusia dan kembali ke alamnya.
Lalu bagaimana dengan hari raya Nyepi? Nyepi dari dulu hingga kini dirayakan dengan melakukan kegiatan seperti tersirat dari namanya itu sendiri yaitu SEPI. Manusia kembali ke kehidupan yang sepi, hening, khidmat dan damai. Artinya, tidak ada kegiatan, tidak ada suara, tidak ada kegembiraan dan hura-hura, tidak pula bepergian, dan tidak makan/minum yang berlebihan. Esensinya: it is the time to contemplate yourself to what you have done to yourself, to your surrounding, and to your God. Ketika manusia diberikan 1 hari untuk memfokuskan dirinya pada upaya mereview hidupnya selama 1 tahun yang telah dijalani, alam juga menikmatinya karena dalam 1 hari itu dipastikan lebih sedikit polusi karena tidak ada kendaraan yang lalu lalang, lebih hemat pemakaian listrik dan air karena kantor, pabrik, terminal dan sebagainya tutup, tubuh menjadi lebih sehat karena ga jajan di luar, dan kemungkinan jadi lebih sedikit tingkat kriminalitas. hehe
Luar biasanya, ide ini juga telah diadopsi dalam sebuah frame yang lebih besar atau global yaitu World Silence Day yang dirayakan 1 hari sebelum tanggal 22. cek informasinya di http://www.worldsilentday.org/ yahh.
Nikmat banget yahh..
Nah kira-kira gimana ya caranya menikmati Nyepi bagi umat yang lain? disimak yah yang berikut ini yah :
1. Mengembangkan toleransi untuk turut serta melakukan beberapa poin dalam pelaksanaan tata cara hari Raya Nyepi. contohnya : ga bepergian keluar rumah, tidak menghidupkan lampu dan tidak membunyikan suara-suara berlebihan atau berpesta. Karena kalau kita semua bisa melakukan ini, ga cuma nilai toleransi antar umat beragama yang kita dapat tapi juga manfaat pada alam seperti yang bisa disimak dari link diatas.
2. Ikut serta dalam prosesnya..hehehe..gimana caranya??? Kamu bisa tinggal di salah satu rumah warga Hindu untuk mengikuti prosesi Nyepi di keluarga mereka.
3. Sisihkan sedikit uang kamu untuk mengunjungi satu desa tradisional di Bali yang masih kental unsur budayanya dalam merayakan Nyepi, contohnya Desa Munduk di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Indonesia. Lebih banyak tentang Nyepi di desa berhawa sejuk ini, simak di post berikutnya yah.. Manfaatnya selain bisa menikmati nuansa lain dari perayaan Nyepi juga bisa jadi ajang 'body purification' karena udaranya yang masih bersih dijamin bisa buat badan dan pikiran jadi lebih rileks.

So..ga usah pikir panjang-panjang, pack barang-barang mu..datangi desa pilihanmu untuk menikmati Nyepi dengan cara berbeda dan jadi lebih sehat.


Team Redaksi
Brenkong Team

No comments:

Post a Comment

Air terjun banyumala by dexdi