Tuesday, March 6, 2012

MUNDUK VILLAGE

SPESIAL NYEPI DI DESA MUNDUK
Tinggal 14 hari lagi menjelang World Silent Day dan 15 hari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 2012. Bagi saya, menjalankan hari raya ini tidak semata menjalankan kewajiban sebagai umat beragama tapi juga mendorong apresiasi bagi alam dan seluruh isinya karena atas seijin Tuhan Yang Maha Tunggal saya dapat menikmatinya untuk kebaikan hidup.
Pulang kampung..yeahh itu juga yang paling ditunggu-ditunggu. Lega rasanya bisa meninggalkan rutinitas dengan tumpukan buku yang mesti dibaca, proposal yang mesti diselesaikan, skripsi mahasiswa yang mesti direview, laptop, BB, acara gosip di TV, sale di mall, dan semuaaaa simbol kenyamanan dunia yang lainnya, hehehe.
Menikmati Nyepi di desa kelahiran yaitu Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali Indonesia mungkin hingga kini masih jadi tempat "menikmati" (baca : merayakan) Nyepi yang paling tidak tergantikan bagi saya pribadi dari tahun ke tahun. mau tau alasannya : Pertama, sama halnya dengan beberapa daerah lain di Bali, 1 hari menjelang Nyepi dirayakan dengan mengarak Ogoh-ogoh keliling desa. Meskipun ogoh-ogohnya ga se-spektakuler yang dibuat desa-desa yang agak dekat kota khususnya di Bali Selatan, tapi esensinya ga pernah lepas. Lalu, kalau kita beruntung, berkesempatan juga nih liat ritual lainnya yang bisa bikin bulu kuduk berdiri. penasaran???...cekidot langsung yah.
Kedua, Nyepi uda mulai dirayakan dari jam 24 lewat 1 menit pada tanggal 23. Suasana udah kerasa gelap banget karena ga ada 1 pun lampu yang menyala, bahkan lampu penerangan jalan sekalipun. Jadi, ga da cara lain selain matikan televisi lalu istirahat.
Bangun sekitar jam 6 pagi, nuansa alam desa masih sangat kental. Matahari belum terlalu menyembul dari peraduannya, kabut tebal masih asyik bergelayut di pepohonan dan menyatu dengan tanah dan karena hari ini adalah harinya, tidak satupun terdengar suara sepeda motor dan yang lalu lalang di sepanjang jalan desa khususnya bagi mereka yang mau pergi ke pasar atau ke kota. Terkadang, alam juga sepertinya turut mengerti bahwa hari itu adalah Nyepi, karena hewan-hewan seperti burung dan ayam pun tidak turut bernyanyi di pagi hari.
Biasanya momen seperti ini saya isi dengan duduk di beranda rumah sambil menikmati pemandangan lembah berhias kebun cengkeh dan sawah yang bisa dengan mudah saya nikmati dari tempat saya duduk karena tempat tinggal saya di Desa Munduk berada di ketinggian yang sangat strategis. ketika seluruh anggota keluarga sudah terbangun, 1 hari itu biasanya kami isi dengan saling berbagi cerita satu sama lain. Tidak jarang orang tua juga ikut nimbrung dan ga lupa kasi nasihat ke saya dan adik-adik..hmm sebuah moment yang amat mahal harganya karena saya tinggal terpisah dengan orang tua.
Memasuki sore hari, aktivitas jadi semakin berkurang karena otomatis ga bisa hidupkan lampu, tidak bisa menyalakan televisi, radio dan gadget-gadget lainnya. Lembayung yang menyapa senja biasanya kita nikmati dengan kembali duduk santai di ruang keluarga hingga malam. Biasanya ga sampai larut kita semua uda tertidur dan bersiap untuk menyongsong H+1 perayaan Nyepi yang dalam bahasa lokal disebut Ngembak Brata.
Ketiga, oleh karena Nyepi telah dimulai pukul 24.01 menit di tanggal 23, maka di tanggal 24 pada pukul yang sama kita sudah menyongsong tahun yang baru. Masyarakat desa Munduk dan desa-desa sekitarnya sudah mulai merayakan suka cita memasuki tahun yang baru dengan berbagai perayaan. Salah satunya adalah dengan membunyikan Lom-loman. Ini sejenis alat yang terbuat dari bambu dengan panjang mencapai 4-5 meter berdiameter 25 cm yang dilobangi pada bagian ujung dan tengahnya. Kalau dibayangkan ini mirip banget dengan meriam, dan bisa dikatakan berfungsi seperti meriam juga cuma yang dilontarkan bukan senjata yang membahayakan. Yang dihasilkannya justru suara dentuman yang sangat besar yang bersumber dari karbit yang disundut oleh api dan terlontar melaui benda ini. Serunya dimana?? serunya justru ketika antara satu desa dengan yang lainnya, dimana yang satu berada di ketinggian dan yang lainnya berada di lembah saling sahut menyahut membunyikan lom-lomannya secara bergantian dengan intensitas suara yang berbeda. Bahkan saking bersihnya udara desa sayup-sayup suara pemuda-pemudi menyiapkan atraksi suara ini bisa terdengar dari kejauhan. Meskipun bisa bikin telinga kaget dengan suara kencangnya, tapi ini asli seni banget!!
Ups hampir lupa satu lagi yang sangaaaatt unik dari Desa Munduk dan selalu jadi alasan saya untuk kembali merayakan Nyepi di desa kelahiran adalah karena yang satu ini nihh, yaitu budaya warga desa memasak di pinggir jalan. jika para pemuda biasanya memainkan lom-loman, maka para ibu dan anak gadis melakukan kegiatan memasak di pinggir jalan sepanjang jalan Desa Munduk. Alat masak yang dipakai adalah kompor tradisional dengan kayu bakar..seru yah.. Yang dimasak bisa apa ajah sih, dari nasi hingga lauk pauk atau kue. Hasil masakannya biasanya dimakan saat itu juga atau dibagikan dengan sesama kerabat dan tetangga. Esensi silaturahmi antar warga untuk merayakan datangnya tahun yang baru kental banget terasa di saat-saat ini. Ga jarang juga nih, kalau kita diketahui seorang wisatawan pasti ditawarin hidangan warga yang berjejer di kanan dan kiri jalan lumayan kan buat sarapan, hehehe..Gambarannya seperti food festival gitu deh.
Pengalaman saya merayakan Nyepi beberapa waktu yang lalu adalah dimana saya dan adik-adik turun ke jalan untuk masak hidangan cepat saji seperti pisang goreng dan kentang goreng,trus dimakan rame-rame sambil jongkok di pinggir jalan,hehehe..ga da yang lebih nikmat selain pisang goreng plus kopi Bali di pagi hari.
Mentari pagi menyambut, suka cita warga masih terasa dan biasanya dilengkapi dengan pagelaran kesenian di balai banjar desa pada malam harinya.
Hari-hari pun berlanjut di warsa yang baru dengan semangat dan harapan baru semoga tetap dapat menjalani kehidupan dengan sehat dan bahagia serta alam yang senantiasa aman dan damai.
Buat pembaca yang tertarik datang tapi masih bingung untuk menjangkaunya, silakan muat komentar dan pertanyaannya yah. Yang pasti jangan ragu karena fasiltas akomodasi (homestay dan villa) dan transportasi cukup mudah ditemukan di desa ini mulai dari yang harga backpacker hingga high-end tourist sekalipun.
Selamat mencicipi nuansa lain merayakan Nyepi di Desa Munduk sembari menyapa kehidupan masyarakat desa dan menciptakan kearifan alam yang tentu tidak mungkin dicapai jika memilih merayakannya di hotel-hotel terkemuka di kota atau pusat-pusat pariwisata.
Team Redaksi Brengkong Team

No comments:

Post a Comment

Air terjun banyumala by dexdi